translate language

Rabu, 08 April 2009

PERTEMUAN RASULULLAH SAW DENGAN KEKASIHNYA dan KEADAAN BELIAU SELAMA SAKIT

Innallaha wa malaikatahu yusolluuna `alannaby yaa ayyuhalladziina `amanuu shollu `alaihi wasallimuu tasliima.

Sesungguhnya ALLAH telah menentukan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian , tidak memandang apakah itu kaya , miskin, baik, buruk, laki- laki maupun perempuan sekalipun.

Tidak terkecuali nabi kita tercinta nabi Muhammad SAW yang tak luput pula dari kematian. Sebagian orang beranggapan bahwa kematian adalah suatu yang menakutkan, tapi bagi Rasulullah itu adalah suatu yang dinanti-nanti karena dengan itulah Beliau dapat berjumpa dengan sang Kekasih.

Haji Wada` merupakan haji terakhir yang dilakukan Rasuluullah SAW sebelum pertemuannya dengan sang KekaOpsi Entrisih, dan merupakan awal perpisahan Beliau dengan umatnya pada saat itu.
Dalam suatu pertemuan yang dilakukan dengan Rasulullah dengan para Sahabat, Rasulullah bersabda:

“Ada seorang Hamba Allah oleh TuhanNya ia disuruh memilih (manakah yang lebih disukai) dunia dan akhirat atau semua yang ada pada Allah.Ternyata ia memilih semua yang ada pada Allah.”

Para sahabat terdiam, namun Abu Bakar ra segera memahami maksud Rasulullah tersebut dan ia tak dapat menahan air mata dan menangis terisak-isak.Beliau seraya berkata “Hai Abu Bakar tabahlah”.

Suatu hari ketika Rasulullah hendak menuju kemasjid untuk mengimami sholat jamaah, ternyata kondisi Beliau tidak memungkinkan untuk mengimami sholat,ketika Beliau hendak menuju kemasjid Beliau sempat terjatuh pingsan dan tersadar lagi, kemudian bertanya

“Apakah para sahabat sudah sholat berjamaah”.
“belum ya Rasulullah”

Kemudian beliau bangun dan mengambil air wudhu lagi. Ketika hendak menuju kemasjid Beliau terjatuh pingsan lagi. Kejadian itu sempat terulang sampai 3 kali. Kemudian menyuruh `Aisyah untuk menemui ayahnya (Abu Bakar) untuk mengimami sholat.

Suhu badan beliau semakin tinggi hingga selimut yang menutupi beliau terasa panas. Istri-istri beliau dan keluarga berdatangan untuk menjenguk.

Suatu saat Beliau membisikkan kata-kata kepada putri tercintanya Siti Fatimah azzahra. Bisikan pertama membuatnya menangis, dan bisikan yang kedua membuatnya tersenyum.Setelah Rasulullah wafat beliau menceritakan perihal kata-kata yang dibisikkan Rasulullah, pertama yang membuatnya menangis adalah ketika dibisikan bahwa Beliu akan wafat disebabkan penyakit yang dideritanya. Dan yang membuatnya tersenyum ketika dibisikan bahwa ia adalah orang pertama kali dari kalangan keluarga yang menyusul beliau.

Terakhir kali para sahabat melihat Rasulullah yaitu pada hari senin waktu sholat subuh.Beliau menyibakkan kelambu dari dikamarnya untuk melihat para sahabat sholat subuh berjamaah untuk terakhir kalinya. Para sahabatpun langsung melihat kearah Rasulullah yang sedang tersenyum dengan hati yang senang bahwa pikirnya keadaan Beliau sudah berangsur membaik,dan Abu Bakar hendak mundur keshaf pertama untuk mempersilahkan Rasulullah, akan tetapi Beliau memeberikan Isyarat agar melanjutkan sholatnya. Kemudian Beliau menutup lagi tirai kelambu dari kamarnya.

Setelah itu sakit beliau bertambah parah, kemudian Allah SWT menyampaikan wahyu kepada malaikat pencabut nyawa :

“Turunlah kamu ketempat kekasihku dengan rupa yang paling bagus dan cabutlah nyawanya dengan lembut.”

Maka turunlah malaikat maut dengan rupa seorang badui didepan pintu rumah Rasulullah

“Assalamu `alaikum wahai para penghuni rumah Nabi dan tambang risalah tempat mondar mandirnya para malaikat, bolehkah saya masuk?”

Fatimah menjawab:

“Mudah-mudahan Allah membalas jalan anda wahai hamba Allah.Rasulullah sedang udzur, sakit parah.”

Akan tetapi hamba itu tidak menghiraukan apa yang diucapkan Fatimah, dan tetap memanggil Rasulullah dan dijawab lagi oleh Fatimah. Kejadian itu terus berulang hingga tiga kali.
Rasulullah mendengar panggilan itu dan bertanya siapakah gerangan yang ada diluar sana? Ya Rasulullah seorang laki-laki didepan pintu Dia minta izin untuk masuk. Kami sudah menjawab berkali-kali dan yang untuk ketiga kalinya suara itu membuat bulu kuduku berdiri, bergetar seluruh tubuhku.

“Tahukah kamu siapa yang berada didepan pitu itu fatimah? Dia adalah penghancur kelezatan dan pemisah jamaah, dia membuat istri-istri jadi janda, anak-anak jadi yatim, dia peroboh rumah-rumah dan pemakmur kubur. Masuklah rohimahalla, wahai malaikat maut”.

Maka malaikat maut masuk. Nabi saw bersabda:

“Malaikat maut, engkau datang untuk berziarah atau mencabut nyawaku?”

“Aku datang untuk berziarah dan mencabut nyawa. Allah memerintahkan aku supaya tidak masuk kerumahmu kecuali dengan izinmu dan tidak mencabut nyawamu kecuali dengan izinmu kalau engkau izinkan aku masuk, kalau tidak aku akan kembali kerumah tuhaku “

“Wahai malaikat maut, dimana engkau tingkalkan kekasih ku jibril”

“Aku tinggalkan dia dilangit dan sementara para malaikat lain berziarah kapadanya untuk baginda”

tak lama kemudian jibril datang dan duduk di samping beliau

“Jibril ini adalah keberangkatanku dari dunia, berilah aku kabar gembira tentang aku kemudian Allah”

“Allah benar-benar rindu kepada anda”

“Pintu langit telah dihias para malaikat berdiri memakai wewangian dengan ucapan selamat mereka hendak menyongsong ruhmu”.

“ Muhammad pintu surga telah dihias indah bengawan-bengawannya sudah dialirkan, pohon-pohonnya sudah berjuntai kebawah, para bidadari telah bersolek untuk menyambut mu
Muhammad”

“Engkau akan menjadi orang pertama yang memberi syafaat, dan orang pertama kali yang diberi syafaat di hari kiamat”.


“Hanya bagi Allah segala puji”.


“Kekasihku tentang apakah engkau bertanya?”


“ Aku bertanya tentang kegundahanku. Siapakah (penjaga bagi) pembaca-pembaca Qur`an setelahku? Siapa yang berpuasa ramadhan setelahku? Siapa yang berhaji ke baitullah setelahku? Siapa umatku yang terpilih setelahku?’


“Berbahagialah kekasih Allah karena Allah berfirman

“Aku telah mengharamkan surga bagi seluruh nabi dan umatnya sampai engkau memasukinya dengan umatmu!”

“Sekarang hatiku sudah lega. malaikat maut tunggu apalagi laksanakan apa yang diparintahkan kepadamu.”

Malaikat mautpun mendekat dan mulai mencabut nyawa beliau . kemudian Abdul Rahman bin Abu Bakar datang dan masuk membawa siwak, Rasulullah memandangi siwak tersebut, aku(Aisyah) mengira bahwa beliau ingin bersiwak. Maka aku memintanya dari Abdul Rahman lantas aku berikan kepada Rasulullah saw dan sementara siwak itu masih terlalu keras dan kuminta lagi dari Beliau, lalu aku pecahkan ujungnya dengan gigiku dan kuberikan lagi kepada beliau.

Ketika ruh sampai didua lutut, beliau berseru “Auh” ruh terus bergerak saat ruh sampai kepusar beliau tersenyum “oh sedihku”. Ketika ruh sampai didada beliau bersabda:

“Ya Jibril betapa pahitnya kematian”

Jibril memalingkan mukanya. Dan beliau bersabda;

”Ya Jibril mengapa engkau memalingkan mukamu apakah kamu tidak suka melihat keadaanku?”

Jibril menjawab: ”Kekasihku, siapa yang tahan melihat mu yang sedang mengalami sakaratul maut?”

Lantas Rasulullah berseru

” Ummati-ummati”
“Apakah umatku nantinya saat sakaratul maut juga merasakan sakit yang luar biasa? Jikalau iya limpahkanlah semua sakitnya sakaratul maut umatku kepundakku”
lantas bekiau menghembuskan nafas terakhir.


Rasulullah SAW wafat pada hari senin menjelang tengah hari(waktu Dhuha) tanggal 12 rabiul awal tahun 11 Hijriah dalam umur 63 tahun.

Beliau wafat tidak meninggalkan barang atau uang satu dirham pun, tidak meninggalkan budak dan hamba sahayanya, kecuali seekor baghl, sebuah tombak, sebidang tanah di Wadak, dan baju Zirah yang masih tergadaikan diseorang Yahudi.

Sesuai perkataan Rasulullah sebelum meninggal yang disampaikan kepada Ali bahwa yang akan memendikan dan mengkafani Beliu adalah Ali bin Abi Thalib da Ibnu Abbas yang menuangkan air,serta Jibril berdiri menungguinya.

Kemudian beliau dikafani dengan tiga lembar kain lalu dibawa diatas keranda didalam masjid, lalu semua keluar.

Allah pertama kali yang memberi rahmat kepada beliau, kemudian malaikat Jibril, Mikail dan para malaikat menshalati beliau.

Kemudian ada suara tanpa wujud: “Masuklah kalian Rahumakumullah,shalatilah Nabi kalian”. Kemudian masuklah Abu Bakar ra, Umar ra dan sahabat lainnya, orang-orang Muhajirin dan Anshor. Tak seorang pun dari kami yang maju menjadi imam. Kami takbir bersama-sama. Kemudian diikuti gelombang beriutnya, kaum wanita menshalati, kemudian anak laki-laki, dan kemudian para hamba sahaya.

Berita wafatnya Rasulullah SAW tersebar luas. Ketika orang-orang sudah bubar Fatimah ra berkata pada suaminya:

“Ya Abal Hasan kalian telah mengubur Rasulullah SAW. Tega sekali kalian mengubur menguruk jasad Beliau dengan tanah. Tidak adakah rasa sayang dihati kalian kepada Rasulullah SAW.? Bukankah Beliau pembimbing kearah kebajkan?”

“Tentu Fatimah. Tetapi keputusan Allah tidak ada yang dapat menolak”
Fatimah ra menangis “oh ayah, sekarang terputuslah Jibril. Dulu Jibril biasa mendatangi kami membawa wahyu dari langit.

Umar bin Khatab ra yang awalnya mengingkari berita kematian Rasulullah dan langsung jatuh tersungkur.Usman bin Affan yang pura-pura tuli, sedang Ali bin Abi Thalib jatuh lemas. Dan sahabat-sahabat yang lain semuanya menangis. Hanya Abu Bakar dan paman Beliau Abbas yang tabah.

Beliau dimakamkan ditempat beliau meninggal yaitu dikamar beliau dirumah istrinya Aisyah ra, sesuai dengan yang dikatakan Abu Bakar ra bahwa Rasulullah bersabda:

“Tidak ada seorang nabi pun yang meninggal dunia kecuali dia akan dimakamkan dimana ia telah dicabut nyawanya.”

Demikian sekelumit tentang detik-detik wafatnya Rasulullah yang saya kutip dari beberapa sumber.semoga dengan sedikit bacaan diatas dapat menambah kecintaan kita kepada Rasulullah SAW yang sangat mencintai umtnya. Dan dapat memberi manfaat kepa para pembaca semuanya. Saya mohon maaf jikalau dalam penulisan banyak terjadi kesalahan.

Mohon koreksinya.

Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar: