translate language

Minggu, 20 September 2009

Syaikh AI-Asrna'i ra bercerita, “Pada suatu musim haji, saya menuju ke kota Makkah untuk berhaji, kemudian saya berencana untuk datang ke Madinah karena hendak menziarahi Rasulullah SAW di makamnya.

Malangnya, di tengah perjalanan, saya dihalangi oleh seorang Arab baduwi, di tangannya ada sebilah pedang besar yang digenggamnya, dan pada bahunya tergantung busur panah serta anak-anak panahnya.

Orang baduwi itu mendekatiku dan bermaksud untuk merampas segala apa yang aku miliki. Dengan penuh perasaan takut dan bimbang, saya segera mengucapkan salam kepadanya, dan aku merasa heran karena ia membalas salamku seraya bertanya, "Dari manakah engkau ini?" "Saya dari tempat yang jauh, ingin pergi ke Baitullah serta ziarah kepada Rasulullah," jawabku.

"Mana barang-barangmu?" tanya baduwi itu pula. "Saya adalah seorang fakir dan tak memiliki harta yang berharga apa pun," jawabku lagi dengan penuh bimbang. "Apakah pekerjaanmu?" dia bertanya pula. "Aku adalah guru mengaji AI-Qur`an bagi anak-anak di kampung." "Apakah AI-Qur`an itu?" dia bertanya lagi. Rupanya dia tidak tahu AI-Qur`an.

"Kau tak tahu AI-Qur`an?" aku bertanya kepadanya. "Jangan tanya aku, jawab pertanyaanku?" dia membentak. "Baiklah, baiklah!" kataku. "AI-Qur`an adalah firman Allah SWT." "Adakah Allah itu berfirman?" "Benar, Allah SWT berfirman." "Cobalah bacakan kepadaku di antara firmannya!"

Aku pun membaca ayat berikut, “Dan dari langit (turun) rezekimu dan apa yang dijanjikan.” (Az-Zariyat: 22)

Tanpa disangka, tiba-tiba orang itu membuang pedang dan busur beserta anak-anak panahnya. Dia tampak seperti orang yang ketakutan sekali, Ialu berkata , "Oh, alangkah celakanya hidup sebagai perampok, merampas hak orang. Dia telah mengkhianati rezekinya yang telah ditentukan oleh Allah di langit, sedangkan ia mencari-carinya di bumi," katanya dengan sungguh-sungguh.

Aku merasa takjub, bagaimana cepatnya dia dapat berubah. Ternyata orang baduwi itu sangat menyesali segala perbuatannya yang terdahulu, dan berjanji akan meninggalkan segala perbuatan yang ganas itu, dan bermaksud akan bertaubat dengan sesungguhnya.

Aku pun gembira sekali mendengar pernyataan dan janji orang baduwi itu. la kembali kepada Islam dengan ketulusan hati, dan meminta agar saya mengajariya untuk bershalat dan melakukan ibadah-ibadah yang lain. Aku lalu melakukan segala permintaannya dengan senang hati, sehingga ia menjadi seorang yang cukup kenal akan liku-liku agamanya.

Pada tahun berikutnya, pada saat aku bertawaf mengelilingi Ka`bah, aku melihat seorang lelaki tua yang ketara keshalihannya datang mendekatiku, lalu mengucapkan salam. Aku membalas salamnya dan mencoba mengingat-ingat siapa gerangan orangnya. la kemudian berkata kepadaku, "Bukankah tuan ini teman saya pada tahun yang lalu?" Saya mencoba mengingat-ingat diriku sambil meperhatikan paras wajahnya, hingga aku teringat. Dialah orang baduwi yang aku bimbing masuk ke dalam Islam.

"Oh, benar. Saya hampir lupa, dan anda datang lagi ke mari tahun ini?" aku bertanya kepadanya pula. la mengiyakannya, Ialu berkata, "Tuan! Tolonglah bacakan kepadaku suatu firman Allah yang lain!" pintanya kepadaku pula.

Aku memenuhi permintaannya dengan membacakan firman Allah SWT yang berbunyi, “Demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya benarlah apa yang engkau katakan!” (Az-Zariyat: 23)

Aku lihat orang baduwi itu mendengarkannya dengan khusyu’, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata, "Tuan! Mengapa Allah sampai bersumpah begitu?" Kemudian dia berdo`a pula, "Ya Allah! Ampunilah segala dosa-dosa hamba selama ini. Selesai dari berdo`a, aku melihatnya menangis, kerana terlalu banyak tangisannya ia jatuh pingsan.

Aku segera menyambutnya dan menidurkannya di atas pangkuanku. Tak lama sesudah itu, ternyata ia telah pulang ke rahmatullah.

Aku merasa sangat sedih sekali, lalu menangis. Kemudian aku teringat dalam hatiku, “Alangkah bahagianya orang itu. Kehidupannya yang begitu panjang berlumuran dengan dosa di akhiri Tuhan dengan kesadaran serta keshalihan. Dia kembali kepada Allah setelah bertaubat dan memohon ampunan terhadap segala perbuatannya yang telah berlalu. Demikianlah Allah memberikan petunjuk kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Ditulis Oleh HAbib Ahmad AL Habsyi

Tidak ada komentar: