translate language

Jumat, 22 Januari 2010

NAHKODA DAN KAPAL ( hubungan antara ulama dan ilmu )

Assalamu'alaikum semua, semoga sedikit cerita ini dapat memberikan manfaat.

Suatu hari di salah satu penjara terdapat keramaian antara para penghuni penjara. Para tahanan sedang meributkan tentang masalah madzab dan fiqih. Para tahanan bersikeras menganggap bahwa madzab yang ia ikuti adalah yang paling benar.
Mendengar keramaian itu seorang pemuda yang alim dan cerdas terbangun dari tidurnya dan menghampiri keramaian itu.
Para tahanan itu langsung menanyakan kepada pemuda ini tentang perbedaan pendapatnya. Bukankah madzab Hanafi yang paling benar?? Sahut tahanan laennya, Madzab Syafi'ilah yang paling benar!!
Menanggapi hal tersebut pemuda ini menyelaikannya dengan tenang, dan bertanya balik kepada para tahanan. "Apakah dalam madzab kalian diperintahkan untuk menyekutui ALLAH?"
"Tidak,tidak. Jawab para tahanan.
"Apakah dalam madzab kalian diperintahkan untuk mengingkari RASULULLAH?"
"Tidak, tidak ada perintah itu." jawab tahanan lagi
"Apakah kalian juga diajarkan melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan Rarulnya?"
"Tidak, tidak juga pemuda."
"Lalu mengapa kalian saling menyalahkan!, Bukankah Allah telah berfirman bahwa kebenaran berasal dari Tuhanmu. Apakah kalian merasa lebih besar dari Allah sehingga menyalakan saudara kalian?"

Para tahanan terdiam mendengar pertanyaan tersebut, mereka tidak menyangka kalau sikap mereka yang merasa benar dapat membuat rasa sombong terhadap Allah. Setelah terdiam sejenak mereka dengan kesadaran sendiri saling bersalaman.Akan tetapi tiba-tiba saja pemuda itu melihat seorang tahanan yang duduk seorang diri dipojok sel.
"HaI fulan,mengapa engkau tidak ikut berkumpul dengan yang lain?"
"Aku tidak sama dengan mereka, pemuda."
"Tidak sama, apa maksudmu?"
"Maksudku aku tidak mengikuti sebuah madzab pun."
"Mengapa? Apakah engkau merasa lebih pintar dari pada para imam tersebut?"
"Tidak"
"Lalu mengapa engkau tidak mengikuti mereka?"
"Aku belum mengenal siapa mereka, kalau aku tidak kenal bagaimana aku yakin kalau mereka berada dalam kebenaran?"
"Terus bagaimana usahamu untuk mengenal mereka?" tanya pemuda
"Tidak ada"
"Tidak ada,terus bagaimana kamu tahu kalau mereka dalam kebenaran atau tidak jika kamu sendiri tidak mau mengenal mereka lewat karya-karyanya."pemuda terheran
Tahanan itupun hanya mendengar dan terdiam.
"Ya Fulan,apakah engkau pernah naik kapal layar?"
"Pernah,bahkan sampai ke Malala dan Barus."
"Apakah engkau mengenal nahkoda kapalnya?"
"Tidak"
"Aneh, kau tidak mengenalnya tapi kau percaya bahwa ia akan membawamu berlayar dengan selamat?"tanya pemuda keheranan.
"Itu hal lain,tidak ada hubungannya dengan madzab."jawab tahanan
"Ya Fulan,^Ulama itu bagaikan nahkoda, dan ilmu itu bagai kapal. Nahkoda dankapal adalah dua hal yang saling terkait. Jika kapalnya sudah memenuhi syarat berlayar, niscaya nahkodanya adalah orang yang memperhatikan keselamatan penumpangnya. Tetapi jika kapalnya banyak kekurangan, niscaya nahkoda itu kurang memperhatikan keselamatan penumpangnya^."nasehat pemuda pada Fulan yg masih terdiam
Sejak saat itu sang pemuda berusaha memberikan pengetahuan agama kepada para tahanan lainya, sehingga suasana ta'lim yang biasanya sedikit, sekarang kian ramai. Sehingga tercipta suasana yang penuh keakraban dan persaudaraan yang dulunya penuh kekerasan antara yang kuat kepada yang lemah. Mereka semua telah disatukan oleh suatu kesadaran bahwa mereka bersaudara dalam keimanan kepada Allah SWT.

Dikutip dari buku debat humor islami.

Tidak ada komentar: