translate language

Selasa, 03 November 2009

Kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir as. bag. 2

Dari Qur-an Surat al-Kahfi ayat 60-82
Musa pun memberi salam kepada orang itu, lalu orang itu membuka penutup wajah nya dan mengucap salam, lalu Nabi Musa berkata, "Aku Musa", orang itu bertanya, "Musa dari Bani Isroil?", "Ya", jawab Musa.
Mengenai nama orang tersebut, memang tidak disebut secara gamblang dalam al-Qur-an, namun disebutkan dalam satu Hadits shohih, Riwayat Imam Bukhori, bahwa nama
nya adalah "Khidhir",
Dari Abu Huroiroh RodhiyAllahu Anhu, dari Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi was Salam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya ia dinamakan 'Khidhir' karena jika ia duduk di atas bulu yang
berwarna putih (Baidh), bekasnya akan berubah menjadi hijau (Khodhr)"
mengenai makna dari "bulu berwarna putih" (ato bahasa arabnya: Farwah Baidho'), para ulama berbeda pendapat soal ini. Satu pendapat menyebut farwah baidho adalah rumput berwarna putih, sedang pendapat lainnya bahwa itu adalah tanah yang diatasnya tumbuh rumput kering.
Namun mereka sepakat bahwa hadits tersebut menyatakan mu'jizat yang dimiliki Khidhir, yaitu jika beliau duduk di atas tanah yang ditumbuhi rumput kering, rumput itu akan berubah menjadi hijau ato subur kembali. Karenanya beliau dinamakan "Khidhir" ato Hijau. Wallahu a'lam bish-Showab.
Jika ia mempunyai mu'jizat, apakah Khidhir seorang Nabi? 'Ulama juga berbeda pendapat soal ini, karena al- Qur-an dan Hadits-Hadits shohih tidak menjelaskan secara terperinci soal hanya saja pada kisah ini Allah menyiratkan secara implisit kenabian dari Khidhir. Walaupun begitu bagi yang menganggap beliau bukan Nabi
pun, tidak masalah, karena, ini bukan inti dari kisah perjalanan Nabi Musa
dengan Khidhir.
Kembali ke kisah..
Khidhir berkata kepada Musa, "Kamu mempunyai ilmu yang Allah ajarkan kepada mu yang tidak aku ketahui. Dan, aku mempunyai ilmu yang Allah ajarkan kepada ku yang tidak kamu ketahui." Musa berkata, "Bolehkan aku mengikuti mu agar kamu dapat mengajarkan kepada ku ilmu yang telah diajarkan kepada mu?" Khidhir menjawab, "Kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersama ku. Bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu tidak ketahui? Sesuatu yang Allah perintahkan kepada ku untuk melakukannya, jika kamu melihatnya kamu tidak akan sabar."
Musa menjawab, "Insya Allah, kamu akan mendapati ku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun."
Khidhir pun memberi syarat kepada Nabi Musa, "Jika kamu mengikuti ku, janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang suatu hal apapun, sampai aku sendiri yang menjelaskannya
kepada mu."
Musa pun menyanggupi, dan dimulailah perjalanan mereka. Apa saja yang mereka lakukan dalam perjalanan mereka? Dan apakah Nabi Musa sanggup menahan kesabarannya atas hal-hal yang akan dilakukan Khidhir? Bersambung lagi yA?

Tidak ada komentar: