translate language

Selasa, 03 November 2009

Kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir as. bag. 4

Dari Qur-an Surat al-Kahfi ayat 60-82
Khidhir pun menjelaskan, tujuan dari perbuatan yang telah dilakukannya:
1. Khidhir melubangi perahu Khidir berkata, "Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera." ya, di negeri tempat orang miskin itu berlayar kembali nantinya, akan ada seorang raja yang zholim, yang suka merampas perahu-perahu yang bagus. Musa dan pemilik perahu itu tidak mengetahui nya, sedangkan Allah memberitahu hal tersebut kepada Khidhir, dan memerintahkan Khidhir untuk melubangi perahu tersebut, justru untuk menyelamatkan
penumpang dan pemilik perahu tersebut dari kezholiman raja tersebut.
Karena raja itu tentu tidak akan mengambil perahu yang rusak, dan pemilik perahu itu nantinya bisa memperbaikinya. Hal ini semisal dengan pemberian suntikan kepada orang sakit, terasa sakit, namun diperlukan untuk kesembuhannya.
2. Khidhir membunuh seorang Pemuda "Dan adapun pemuda itu, kedua orang tua nya adalah orang-orang beriman, dan kami khawatir dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)."
Secara lahir, memang terkesan kejam apa yang dilakukan oleh Khidir, makanya Musa spontan memprotesnya. Namun ternyata ada makna di baliknya, anak tersebut adalah anak
kesayangan kedua orang tuanya. Sayangnya anak itu nantinya akan
menjadi kafir, dan dikhawatirkan akan membawa kedua orang tuanya ikut dalam kesesatan dan kekafiran. Lalu Khidhir pun membunuhnya atas kehendak Allah. Namun Allah, kemudian akan mengganti kesedihan orang tua anak tersebut dengan memberikan mereka seorang anak yang lebih sholih dan lebih menyayangi keduanya. Adapun, ane tekankan, bukan berarti ini bisa ditiru, Seseorang tidak boleh membunuh seorang anak (ato siapa pun) dengan alasan ia mengetahui bahwa anak itu akan kafir ketika dewasa. karena yang dilakukan Khidhir adalah atas petunjuk Allah, hanya Allah yang memberitahu Khidhir soal kekafiran dan kesesatan pemuda tersebut.
3. Khidhir menegakkan dinding "Adapun dinding rumah adalah milik dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang sholih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya
mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu.." Seperti disebut sebelumnya, di negeri tempat dinding itu hampir roboh, penduduknya sangat bakhil, dan sikap bakhil tentu berhubungan dengan sifat tamak akan harta. Nah, ternyata di bawah dinding tersebut ada hartawarisan yang ditinggalkan seorang Ayah yang sholih untuk kedua anaknya, kalau saja dinding itu roboh, nantinya harta itu akan terlihat dan dikhawatirkan akan direbut dan
diambil oleh penduduk negeri tersebut.
Inilah yang tidak diketahui oleh Nabi Musa.
=======
Khidhir mengakhiri penjelasannya dengan berkata, "Dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." Bahwa beliau melakukannya bukan atas kehendak sendiri, tapi atas perintah dan petunjuk Allah. Secara lahiriah atau dari luarnya saja,perbuatan Khidhir itu memang tidak sesuai dengan akal manusia, bahkan secara naluri, manusia akan menolaknya seperti halnya Musa. Tapi sesungguhnya hal-hal tersebut merupakan rahmat dari Allah, bagi mahluk-Nya yang beriman. Lalu, kalo diperhatikan, dalam penjelasannya melubangi perahu, Khidhir berkata dengan ungkapan, "Aku", lalu ketika menjelaskan soal membunuh pemuda tersebut, khidhir
menggunakan ungkapan "Kami", lalu terakhir yang digunakan adalah ungkapan "Tuhanmu". Apa ya maksudnya? Dan apa yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dari kisah perjalanan Musa dengan Khidir ini?

Tidak ada komentar: